- Schiff menyoroti nilai dan kegunaan emas yang abadi dalam industri seperti perhiasan dan elektronik, yang berfungsi sebagai penyimpan nilai yang dapat diandalkan.
- Kurva adopsi Bitcoin mencerminkan lintasan saham teknologi, menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang sebagai kelas aset yang diterima secara luas.
Dalam debat langsung baru-baru ini yang diselenggarakan oleh ZeroHedge dan dipresentasikan di YouTube, investor miliarder Anthony Scaramucci dari SkyBridge Capital terlibat dalam diskusi hangat dengan analis top Peter Schiff mengenai apakah Bitcoin (BTC) atau emas berfungsi sebagai lindung nilai inflasi yang lebih baik.
— zerohedge (@zerohedge) May 3, 2024
Debat ini juga melibatkan Erik Voorhees, CEO ShapeShift, dan Nouriel Roubini, seorang profesor ekonomi di New York University.
Peter Schiff, seorang kritikus Bitcoin yang telah lama dikenal, memulai dengan berargumen bahwa Bitcoin, yang pada awalnya diciptakan sebagai mata uang digital, gagal berfungsi secara efektif karena transaksinya yang lambat dan mahal.
Schiff menekankan bahwa Bitcoin tidak memiliki kegunaan nyata seperti yang dimiliki oleh emas, terutama dalam industri seperti perhiasan dan elektronik.
Dia lebih lanjut menegaskan bahwa emas mempertahankan sifat intrinsiknya dari waktu ke waktu, berfungsi sebagai penyimpan nilai yang asli.
Sebaliknya, Schiff mengklaim bahwa nilai yang dirasakan Bitcoin hanya didasarkan pada permintaan spekulatif, tidak memiliki aplikasi praktis.
Di sisi lain, Anthony Scaramucci membalas dengan menyoroti bahwa hanya 5% dari nilai emas yang berasal dari tujuan produksi, dengan sebagian besar nilainya berasal dari penerimaannya sebagai penyimpan nilai.
Scaramucci menekankan bahwa Bitcoin, seperti halnya emas, memiliki aspek deflasi karena pasokannya yang tetap. Ia memandang Bitcoin sebagai “emas digital”, dengan memperhatikan portabilitasnya dibandingkan dengan emas fisik.
Scaramucci juga menyoroti bahwa Bitcoin mengikuti kurva adopsi yang akan berdampak pada nilainya selama beberapa dekade. Ia menyamakannya dengan lintasan saham teknologi, yang pada akhirnya menjadi komponen standar indeks S&P 500.
Hal ini menggarisbawahi sifat Bitcoin yang terus berkembang sebagai sebuah kelas aset dan potensinya untuk pertumbuhan jangka panjang.
Diskusi ini menyoroti pandangan yang kontras mengenai manfaat Bitcoin dan emas sebagai lindung nilai inflasi. Sementara Schiff menggarisbawahi nilai abadi dan penggunaan emas yang nyata, Scaramucci menekankan sifat digital dan deflasi Bitcoin, yang menarik kesejajaran dengan pertumbuhan sektor teknologi.
Korelasi Antara Bitcoin dan Emas
Selama lima tahun terakhir, berbagai penelitian menunjukkan korelasi yang lemah antara Bitcoin dan emas. Ada beberapa periode di mana keduanya menunjukkan sedikit korelasi positif, terutama pada saat terjadi tekanan pasar.
Namun, pola ini belum konsisten.
Korelasi antara kedua aset ini biasanya berfluktuasi dari sedikit negatif hingga sedikit positif. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Bitcoin dan emas terkadang merespons peristiwa ekonomi tertentu dengan cara yang sama, pergerakan harga keduanya umumnya tidak selaras.

Beberapa investor melihat Bitcoin sebagai aset safe haven, lebih didorong oleh narasi dan sentimen daripada kualitas intrinsiknya.
Sementara sebagian investor memperlakukan Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan devaluasi mata uang, seperti emas, perspektif ini tidak dipegang secara universal atau didukung oleh data pasar.

Sebagai contoh, investor tidak secara signifikan mengalihkan dana ke Bitcoin selama pandemi Covid-19 atau pada awal konflik Ukraina. Rekor tertinggi Bitcoin pada Maret 2024 kemungkinan besar lebih dipengaruhi oleh pengenalan ETF Bitcoin di Amerika Serikat dan penurunan separuh yang akan datang, daripada pergeseran ke aset safe haven selama inflasi tinggi.

Namun, emas telah mencapai titik tertingginya di $ 2.070 pada Agustus 2020, sekitar 15 bulan sebelum puncak Bitcoin, menurut TradingView
Pasar Bitcoin terus berkembang, dan perannya dapat berubah seiring berjalannya waktu. Masa depannya mungkin akan lebih selaras dengan aset tradisional atau membentuk ceruk yang berbeda.
Sifat Bitcoin dan emas yang terus berkembang menghadirkan lanskap yang menantang bagi para investor yang mencari lindung nilai terhadap inflasi, yang menekankan pentingnya analisis dan pemahaman yang cermat terhadap aset-aset unik ini.
Pada akhirnya, perdebatan tersebut menampilkan perspektif yang berbeda tentang aset-aset ini, dengan Schiff berfokus pada nilai tradisional emas dan Scaramucci mengadvokasi potensi Bitcoin sebagai penyimpan nilai modern.